Konsep Pendidikan Islam dan Psikologi Humanistik tentang Potensi Manusia
Abstract
Bila merujuk kepada berbagai pendapat tentang konsep Islam dan psikologi humanistik ketika berbicara potensi manusia, akan dijumpai beragam pendapat. Pada satu sisi ada yang memandang bahwa konsep yang ditawarkan oleh aliran tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sedang di sisi lain memandang bahwa apa yang ditawarkan oleh aliran tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Kelompok pertama, memandang psikologi humanistik mewakili suara Islam. Sementara kelompok yang kedua mengatakan bahwa over optimistik jika menjadikan manusia sebagai penentu tunggal pengembangan sumber daya manusia, sedangkan di dalamnya ada peran Tuhan.
Bertitik tolak perbedaan persepsi ahli tentang hal tersebut, studi ini bermaksud memaparkan informasi normatif deskriptif melalui analisis kritis tentang potensi manusia sehingga dapat dipetakan bagaimana konsep pendidikan Islam dan bagaimana pandangan psikologi humanistik. Dengan itu, diharapkan akan jelas sisi mana dari psikologi humanistik yang sesuai dan benar-benar bertentangan dengan sudut pandang Islam, khususnya dalam melihat potensi manusia.
Konklusi studi ini adalah, dalam perspektif pendidikan Islam, manusia adalah suatu entity yang unik karena memilik potensi melebihi dari makhluk-makhluk yang lain. Salah satu kekhasannya adalah terkait wujudnya yang multi dimensi dan bahkan untuk menciptakannya pernah didialogkan lebih dahulu oleh Allah dengan Malaikat. Sementara mazhab psikologi humanis memandang manusia memiliki kebutuhan serta kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri. Kendatipun semua manusia memiliki kemampuan ini, hanya kecil sekali prosentase orang yang berhasil mencapainya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
. Ismail Raji al-Fakuri, Islam and Culture,Terj. (Islam dan Kebudayaan), (Bandung: Mizan, 1/1984),
. Muhaimin & Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993),p.9-10.
. Frank G. Goble, The Third Force, the Psychology of Abraham Maslow, terjemahan Supratinya, (Mazhab Ketiga), (Yogyakarta:Kanisius, 10/1998), p.119.
. Djamaluddin ancok, & Fuadi Nashari Suroso, Psikologi ISlami, Solusi atas Problem-problem Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), p.68-9.
. Hanna Djumhana Bustaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, II/1997), p.52
. Al-Qur’an, Surat al-Baqarah, ayat 30
. Djamaluddin Darwis, “Manusia Menurut Pandangan al-Qur’an”, dalam H.M. Chobib Thaha, Priyono dan F. Syukur, ed., Reformulasi Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar dan FT. IAIN Walisongo, 1996, hal. 99
. Unas disebut lima kali dalam al-Qur’an (2:60, 7:82, 70:160, 17:71, 27:56). Dalam QS. 2:60, Unas digunakan untuk menunjukkan 12 golongan dalam Bani Israil. QS. 17:21 dengan jelas menunjukkan makna ini pada hari kami memanggil setiap unas dengan imam mereka. Anasi hanya disebut satu kali (25:49), Anasi dalam bentuk jamak dari Insan, dengan mengganti nun atau ya, bisa juga bentuk jamak dari insi. Ins disebut 18 kali dalam al-Qur’an, dan selalu dihubungkan dengan jinn sebagai pasangan makhluk manusia yang mukallaf (6:112, 128, 130, 7:38, 179; 17:88; 27:17 dan lain-lain).
.Jalaluddin Rahmat, Konsep-konsep antropologis, dalam Budi Munawwar/Rahman, ed., Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam sejarah, Jakarta : Paramadina, 1995, hal. 80
. Muhaimin & Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Pilosofik dan Kerangka dasar operasionalisasinya, Bandung : Trigenda Karya, 1993, hal. 134
.Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1989, hal. 19
.Achmadi, Islam sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Aditia Media, 1992, hal. 50
.Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, Bandung: Pionir Jaya, 1987, hal. 207
.Duane Schultz, A History of Modern Psichology: New York : Academic Press, 1975, hal. 370
.Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, Theories of Personality, New York: John Wiley & Sons, 1978, hal. 437 - 42
. John BP. Sevver, Humanistic Psichology, USA: Frentiche hall, 1978. Hal. 18
. Abdul Fattah Jalal, Min al- Usul al-Tarbawiyah fi al- Islamiyah, (Mesir, Dar al- Kutub, 1997).pp 103-104
. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,vii/1995.hlm 13-15
. Lihat; QS 7: 179
. Al-Qur’an S 7: 172
. Al-Quran S 15:29 dan 36:72
. Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban , Jakarta. Yayasan Wakaf Paramadina, 2/1992,p.xvi
. Hanna Djumhana Bastaman, Corak Filosofi Psikologi Yang Islami, dalam Ulumul Qur,an , Vol III, no.4. Th. 1992
. Langgulung, Manusia dan Pendidikan.p.52
. Al-Qur’an ar-Rum:30
. Ismail Raji al-Faruqy, Islam and Culture, Terj. (Islam dan Kebudyaan), Bandung: Mizan, 1984, hal.86
. “Mereka bertanya kepadamu tentang ruh,katakanlah bahwa ruh adalah urusan Tuhanmu, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit”
. Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munwwir, 1984. Hal.583
. Ibnu Manzur, Lisan al- ‘Arab, Mesir: Dar al- Misriyah,1968.hal.281.
. ‘Abbas Mahjub, Ushul al-Fikr al-Tarbawi fi al- Islam, Meirut: Dar al-Ibn Katsr. 1978.hal,18.
. Munawwar Chalil, Tafsir Hidayaturrahman, Solo. AB Siti Syamsiah, 1998.hal,57.
. M.Qurais Shihab, Manusia dalam Pandangan al- Qur’an.Fakultas Fsikologi UMS, Surakarta.1994.hal 12.
. .Al- Ghazali, Ihya Ulumuddin, Terjemahan Ismail yakub. Cv.Faizan.1984.hal5.
. Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung.Al-Ma’arif.1995.hal.
. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibu mu dalam keadaan tidak mengerti sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
. An-Nahlawi, Usul al-Tarbiyah………., p.hal.42
.P. Leenhouwers, Men Zinj een Opgive , terjemahan K.J Veeger ( Manusia dalam Lingkungannya).Jakarta: Gramedia.1970 . hal.229
. Benjafield, John G. A History of Psychology. Tt, hal.270.
. P. Leenhouwers, Men Zinj een Opgive , terjemahan K.J Veeger ( Manusia dalam Lingkungannya).Jakarta: Gramedia.1970 . hal.91.
. Lois Leahy, Manusia sebuah Misteri, Sintesa Filosofis tentang Makhluk Paradogsal, Jakarta: Gramedia Pustaka utama,1993, hal.147.
. H. Witdarmono, “Dimensi Transendensi Manusia”, dalam FX. Mudji Sutrisno ed., Manusia dalam Pijar-pijar Kekayaan Dimensinya, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), p.55.
. Pendapat dan pandangan para tokoh Eksistensialis banyak diangkat di sini karena pandangan para psikolog Humanistik banyak yang dipengaruhi oleh tokoh-tokoh tersebut
. Ada empat proses pundamental yang dialami oleh mental manusia ketika terjadi kesadaran, yaitu receiving, feeling, thinking dan willing.( Melvin H. Marx, Introduction to psychology, New York: Marcmillan Publishing Co, Inc. 1976. Hal 79.
. Menye Menye Raymond,” Experience of Nothingness: A Form of Humanistic Religious Experience” dalam Journal of Dharma, no.14 Th.1989. hal. 180
. Marx Melvin H, Introduction of Psychology, New York: Macmillan Publishing co, Inc 1976.hal.76.
DOI: http://dx.doi.org/10.29240/jf.v6i2.3526
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Ratnawati Ratnawati, Mirzon Daheri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
INDEXED BY:
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.